BAB 39

1420 Words

Napas mereka terdengar keras di dalam mobil yang sunyi. Liam seakan tidak memberi kesempatan pada Kamari untuk mengelak. Ada gairah yang seolah meledak dan membutuhkan pelampiasan. Jari jemarinya menuntut, sedangkan jiwanya ingin pelepasan. Rasa ingin memiliki yang mencengkeram kuat, menghantam kesadaran kalau Kamari adalah kekasihnya. Mereka begitu lama saling menunggu, dan kali ini ia tidak akan membiarkan gadis yang dicintainya lepas lagi. Kaca jendela berembun, jejak jemari Kamari terlihat jelas di sana saat gadis itu mendesah. Tarikan napasnya kuat seiring dengan ciuman Liam yang makin menuntut. “Om, ke—kenapa?” tanya Kamari tersengal, merasakan bibirnya perih karena dilumat begitu keras. Mata Liam berkabut, jarinya meremas d**a Kamari, merasakan kehangatan di telapak tangannya. Ia

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD