Di sebuah apartemen besar, atau bisa dikatakan penthouse, seorang laki-laki berdiri di balkon lantai delapan sambil merokok. Pukul dua belas malam dan ia masih terjaga. Selain memikirkan pekerjaan juga banyak masalah lain. Akhir-akhir ini ada banyak masalah di perusahaan yang membuatnya sedikit kewalahan. Rasa jenuh, bercampur lelah menguasainya. Untunglah, ia terbiasa dengan tekanan dan bisa mengatasi masalah tanpa harus mengalami stress berlebihan. Ia menatap jalanan di bawahnya, di mana lampu-lampu jalanan berpendar temaram. lngatannya tertuju pada seorang gadis dengan senyum manis dan wajah rupawan. Dibandingan dengan temannya, Erica, memang kecantikan Kamari lebih lembut. Tapi, justru itu yang menarik hatinya. Gadis itu tidak pernah berusaha untuk mendapatkan perhatiannya, tampil apa