Saddam tidak mau dengarkan Safa, saudara kembarnya itu marah dan kecewa, dia mendiamkan Safa. Biar begitu ada sedikit rasa syukur saat Saddam tak buka mulut pada keluarganya. Namun, jelas Saddam tidak main-main dengan ucapannya semalam. “Aku nggak akan mengatakan ini pada Ibu atau Teteh, kamu bisa bayangkan bagaimana kecewa mereka? kecuali kalau kamu masih diam-diam jalan dengan lelaki itu, aku nggak segan akan mengatakannya.” “Kenapa kamu sangat nggak menyukainya, dam?” “Kamu terlalu polos, Safa. “ “Ya, terus kenapa? Aku tahu batasan—“ Saddam menatap Safa, lalu menghela napas. “Dia bukan laki-laki yang bisa serius untuk satu hubungan.” Bukan hanya Saddam yang mengatakan ini. “Tahu dari mana? kamu nggak mengenalnya, jangan menilai orang hanya sekilas!” Saddam mendengus, sud

