Sejak Nathan benar-benar terlelap, Shana kembali membuka matanya. Rasa mual mulai kembali terasa. Tanpa banyak berdiam lebih lama, ia berlari menuju kamar mandi. Morning sickness Shana semakin meningkat dari yang biasa ia rasakan beberapa hari yang lalu. Wanita itu berusaha tak mengganggu Nathan yang nampak sangat nyenyak, dan memilih diam di ruang tengah, karena rasa mualnya terus kembali setiap kali Shana meminum air mineral dalam botol yang kini dipegangnya. Ia masih terngiang-ngiang perkataan suaminya tadi, saat Nathan mengatakan jika ia kembali teringat pada mantan calon istrinya, Kanaya. Sedih? Kecewa? Terluka? Sudah pasti. Shana hanya wanita biasa. Walau pernikahannya dengan Nathan baru seumur jagung, dan bahkan tanpa didasari rasa cinta ataupun kasih sayang pada awalnya, tetapi Sh