Zalima hanya melirik sekilas pada Prajaka yang berjalan melewatinya. Dia bahkan tidak sempat memperhatikan sampai pria itu duduk di kursinya, karena sibuk memijit kening yang sejak tadi berdenyut. Sejak pagi dia sudah berkali-kali merutuk soal kejadian tadi malam. Bisa-bisanya dia ceroboh salah meminum minuman Abimana dan berakhir mabuk. Padahal warnanya saja sudah berbeda, tapi karena gelasnya berdekatan dan dia terlalu asyik mengobrol, tangannya salah mengambil. Dia baru sadar setelah sebagian besar minuman itu melewati tenggorokannya, meninggalkan sensasi hangat yang terasa membakar. Zalima pernah bilang kalau dirinya tipe yang gampang mabuk. Toleransinya pada alkohol nyaris nol persen, jadi tak heran kalau dia tumbang hanya dalam beberapa tegukan—apalagi kalau minumannya wiski dengan

