Pernikahan yang berakhir duka

1903 Words
pernikahan berakhir duka Jakarta, Indonesia. Sore hari. Pukul 17.00 WIB Seorang wanita cantik yang baru saja selesai bekerja, di sebuah minimarket yang berada di kota itu. Sedangkan mengambil tas nya dan memberikan kunci ke teman yang berganti shift dengannya. "Aku pulang dulu ya!" Ucap wanita cantik itu. Temannya pun meraih kunci itu sambil tersenyum kepadanya. "Hati-hati di jalan Lia! Oh ya! Hari ini, kamu dijemput tidak sama tunangan kamu itu?" Tanya temannya sambil menahan tawanya. Wanita cantik yang bernama Natalia pun tersenyum dan melihat ke arah luar pintu minimarket tempat dia bekerja. Saat dia melihat ada seorang pria tampan yang berdiri di samping mobil hitam, terparkir di depan minimarket itu. Natalia pun tersenyum cerah saat melihat sosok yang tak asing baginya, karena pria dia lihat itu, adalah pria yang sangat dia cintai dan dia sudah datang untuk menjemput dirinya untuk pulang bersama. Terlebih, besok mereka akan menikah dan hari ini, adalah hari terakhir dirinya bekerja. "Ehhhmm … Sebentar lagi dia bukan tunangan aku tapi suami aku! Jadi … Kamu salah menyebutkannya," ucap Natalia sambil tersipu malu. Temannya itu pun tertawa geli melihat temannya merona seperti itu. "Hehehe … Kamu ini benar-benar ya Lia!" ucapnya yang terus tertawa dan sambil menganggukkan kepalanya, dia melanjutkan ucapannya lagi. "Baiklah! Aku tahu … Aku tahu! Dia suami kamu dan mulai besok kamu akan menjadi istrinya," ucap temannya yang terus menggoda Natalia. "Terkadang aku merasa iri sama kamu Lia. Kamu bisa menikah dengan pria yang kaya dan juga tampan seperti Bryan dan aku berharap, kalau aku bisa seperti kamu. Bisa menemukan pria sesempurna calon suami kamu itu," ucap temannya sambil menghela nafas pendek dan ada tatapan sedih yang terpancar dari temannya itu. Karena untuk orang seperti dia dan Natalia, bisa mendapatkan suami kaya adalah anugerah paling besar dalam hidupnya. Natalia merasa tidak nyaman saat mendengar itu, tapi memang kenyataannya dia mendapatkan pria sempurna seperti Bryan adalah anugerah terindah baginya dan itu memang pantas, jika teman-temannya merasa iri dengan nasib yang dia dapatkan itu. Sehingga, Natalia tak mau membuat banyak masalah lagi dan dia pun segera mengakhiri pembicaraan itu, karena selain takut menimbulkan masalah untuk dirinya, dia juga tidak mau sampai Bryan menunggunya terlalu lama. "Baiklah! Kalau begitu, aku pergi dulu ya! Besok jangan lupa, untuk datang ke pesta pernikahan kami," ucap Natalia yang langsung pamit dan pergi meninggalkan minimarket itu, lalu berjalan menuju Bryan berdiri saat ini. Saat melihat Natalia berjalan mendekatinya. Bryan pun tersenyum dan menyambut kedatangan Natalia dengan tangan terbuka. "Sayang, ayo kita pulang! Kamu harus beristirahat lebih awal, karena besok acara pernikahan kita, kamu tidak boleh kelelahan dan kamu harus menjaga kesehatan kamu," ucap Bryan dengan tatapan penuh cinta seperti biasa yang dia tunjukkan di depan sang calon istri. Melihat itu, Natalia tersenyum bahagia dan secepatnya Natalia menangkap uluran tangan itu dan dia merasakan jika, dia adalah wanita paling bahagia di dunia ini. "Baiklah! Kamu juga harus beristirahat lebih awal Ryan, supaya besok kamu bisa dengan lantang mengucapkan janji pernikahan kita," ucap Natalia sambil memeluk Bryan. "Iya sayang! Aku juga pasti akan beristirahat dengan baik, tidak akan mengecewakan kamu," jawabnya. Natalia pun melepaskan pelukannya, dia langsung memegang tangan Bryan. "Oh ya Ryan, tentang persiapan tempat acara kita, apakah semuanya sudah selesai? Maafkan aku karena aku tidak ikutan terlibat dalam semuanya, karena ...." Natalia menundukkan kepalanya, dia merasa sangat bersalah sekali. Bryan pun tersenyum dan menggenggam erat tangan Natalia. "Sudah selesai semuanya sayang! Semuanya sudah sempurna, kamu tidak perlu khawatir lagi!" jawab Bryan dengan tegas. "Sudahlah! Ayo masuk ke dalam, angin diluar terasa dingin. Aku takut kalau kamu nanti masuk angin sayang," ucap Bryan yang segera membuka pintu mobilnya dan Natalia pun masuk ke dalamnya. Setelah Natalia masuk, Bryan pun ikut masuk ke dalamnya, lalu mobil itu pun melaju kencang menuju rumah Natalia. Namun, selama di jalan. Natalia melihat ada yang aneh dengan Bryan dan entah mengapa, dia melihat jika Bryan tidak terlalu banyak bicara seperti biasanya. "Ryan, kamu kenapa diam saja? Apakah kamu baik-baik saja?" Tanya Natalia. Bryan yang sedang menyetir pun langsung menggelengkan kepalanya dan masih bisa tersenyum ke arah Natalia. "Aku baik-baik saja. Mungkin hanya sedikit lelah dan gugup. Jadi ... kamu tidak perlu mengkhawatirkan aku sayang," jawab Bryan yang kembali fokus menyetir tapi tatapannya masih terasa berbeda bagi Natalia, namun dia tak mau lagi bertanya takut Bryan risih padanya. Hingga. Tidak lama kemudian. Mobil mereka pun sampai di depan rumah sederhana milik Natalia dan mobil itu pun segera berhenti. Natalia pun membuka pintu mobilnya dan masih menatap ke arah Bryan yang masih terlihat tidak biasa baginya. "Ryan, aku masuk dulu ke dalam! Besok siapa yang akan menjemput aku?" Tanya Natalia kepada Bryan. Bryan pun tersenyum dan menjawabnya. "Pak Maman! Dia yang akan menjemput kamu," jawab Bryan dan dia tak berani menatap wajah Natalia lebih lama, seolah sedang menghindari kontak mata dengan Natalia. Natalia pun merasa tenang dan setelah itu, dia pun menutup pintu mobil. "Aku masuk dulu! Kamu hati-hati di jalan ya Ryan," ucap Natalia yang segera masuk ke dalam rumahnya. Saat melihat langkah Natalia pergi meninggalkan dirinya dan perlahan hilang dari pandangannya. Hati Bryan terasa sangat sakit dan rasa sesak terus menyelimuti hatinya. "Apakah besok, dia mau menikah denganku? Jika dia tahu kalau aku … Aku harus menikahi dua wanita dalam satu upacara pernikahan pada saat acara nanti, apakah dia menyetujuinya?" Gumam Bryan sambil mengacak-acak rambutnya. "Pasti dia menolaknya! Di-dia pasti … Akan meninggalkan aku! Dia pasti ... Argghhh! Sialan!" Bryan memukul stir dengan kasar, lalu mengacak-acak rambutnya, dia tidak mau kehilangan Natalia karena dia memang hanya mencintai Natalia, tapi keadaan memaksanya untuk melakukan ini semua. "Argghh! Sialan! Kenapa bisa jadi seperti ini? Kenapa? Aku hanya ingin bahagia bersama wanita yang aku cintai tapi aku … Ahh! Sial! Aku benar-benar sial sekali! Mengapa semuanya jadi seperti ini! Kenapa?" teriak Bryan yang merasa kesal pada dirinya sendiri dan dia kesal pada keluarganya, karena dia tak bisa memiliki pilihan untuk hidupnya sendiri. Namun, karena rencana ibunya yang terus menentang pernikahannya. Bryan mendapatkan pilihan sulit dalam hidupnya. Karena status sosial Natalia yang selalu dipermasalahkan. Sehingga, Bryan tidak bisa mengambil langkah tegas dan dia malah memilih agar supaya ibunya setuju, dengan cara menikahi wanita yang diinginkan ibunya bersama pernikahan dirinya dangan Natalia. Mengingat itu, Bryan semakin frustasi dan dia semakin takut jika Natalia pasti menolaknya. Namun, mengingat ucapan ibunya jika Natalia tidak mungkin menolaknya, karena selain Natalia sangat mencintai dirinya, dia juga pasti tidak mau gagal dalam pernikahannya itu. Mengingat itu, Bryan pun menghela napas lega. "Sudahlah! Lia tidak mungkin meninggalkan aku, dia pasti menerima semuanya, dia mencintai aku dan dia pasti mengerti dengan keadaan besok," ucapnya mencoba untuk menghibur dirinya, walaupun masih ada rasa takut, tapi Bryan sebisa mungkin tetap tenang. "Bryan, besok pasti akan baik-baik saja! Pasti akan baik-baik saja! Lia tidak mungkin menolak pernikahan ini, apalagi di depan banyak orang dia pasti ... Ya! Dia pasti menerimanya dan aku tidak akan mungkin kehilangan dia," ucap Bryan yang kembali tersenyum dengan penuh percaya diri, dia kembali tenang lalu memacu mobilnya pergi meninggalkan rumah Natalia. --- Keesokan harinya. Natalia sudah terlihat sangat cantik dengan gaun putih yang dia kenakan dan hari ini, dia merasa kalau hari ini adalah hari yang paling bahagia selama dia hidup. "Ya Tuhan! Aku tidak menyangka kalau hari ini, aku akan menikah dengan Ryan," ucap Natalia sambil menatap dirinya di pantulan cermin besar yang ada di hadapannya dan Natalia tidak menyangka, jika dirinya terlihat sangat berbeda dengan dirinya seperti biasa itu. "Aku benar-benar terlihat sangat berbeda dari biasanya dan jika Ryan melihat aku seperti ini, pasti dia akan mengatakan kalau aku ini sangat cantik," ucap Natalia sambil tersenyum sendiri. Lalu, tidak lama kemudian. Kakak laki-lakinya yaitu Ardian pun muncul dibalik pintu dan melihat sosok adiknya yang terlihat sangat cantik. Namun, bukan itu yang dia pikirkan saat ini, karena dia memiliki pikiran lain dan rencana aneh di dalam otaknya. "Cantik sekali adikku! Kalau aku jual, akan laku berapa dia?" Gumam Ardian sambil mengusap sudut bibirnya dan tatapannya itu, tertangkap oleh Natalia. "Kak, apa yang sedang kamu lakukan? Kenapa kakak belum berganti pakaian?" Tanya Natalia sambil menatap tajam ke arah kakaknya itu. Ardian pun menganggukkan kepalanya dan pergi begitu saja. Melihat kakaknya berubah menjadi pendiam, Natalia merasa sangat aneh dan dia merasakan ada perasaan curiga terhadap kakaknya itu. "Ada apa dengan dia? Bukankah dia selalu berisik dan juga, sering sekali menghina aku? Tapi kenapa dia sangat berbeda tadi? Ataukah mungkin dia …." Natalia berpikir sejenak dan dia tidak mau merusak hari indahnya dengan pikiran buruk, yang akan merusak moodnya. "Sudahlah! Aku tidak perlu memikirkan dia lagi. Lebih baik, aku keluar dari sini dan menunggu pak Maman di ruang tamu saja," ucap Natalia yang kembali tersenyum cerah dan berjalan keluar dari dalam kamarnya. Lalu, saat dia keluar. Dia melihat ibu dan juga beberapa tetangganya sudah menunggunya dengan riasan yang sangat cantik. "Akhirnya, pengantin kita sudah keluar," sorak beberapa orang itu dan membuat suasana menjadi semakin meriah. Tidak lama kemudian, mobil yang menjemput Natalia pun datang dan semuanya ikut mengantarkan Natalia masuk ke dalam mobil itu disusul Ardian yang mengikutinya masuk ke dalamnya. Karena pesta pernikahan itu dihadiri banyak orang dari kelas atas, Bryan melarang Natalia mengundang para tetangganya yang menurutnya kumuh itu. Sehingga, Natalia hanya bisa datang bersama kakak laki-lakinya dan juga ibunya saja ke pesta pernikahan itu. Setelah semuanya masuk. Mobil pun langsung melaju kencang menuju tempat pernikahan yang sudah ditentukan dan sepanjang jalan, Natalia merasa sangat gugup dan entah mengapa ada rasa sesak di dalam hatinya. Rasa sesak yang membuat dirinya merasa ingin menangis tapi entah apa penyebabnya. "Ada apa denganku? Harusnya aku merasa bahagia kan? Kenapa aku merasa kalau … aku ingin menangis?" Gumam Natalia sambil menyentuh dadanya dan dia terus menenangkan hatinya, agar sedikit lebih tenang. Hingga. Mereka pun sampai di tempat yang dituju dan Natalia pun keluar dari dalam mobil didampingi oleh kakak laki-lakinya dan juga ibunya. Namun, saat dia berjalan masuk. Tidak ada yang menyambutnya sama sekali dan terlihat jika di acara itu, orang yang hadir malah fokus menatap ke arah depan tempat acara. Melihat itu, Ardian merasa sangat aneh dan dia berbisik di telinganya Natalia. "Lia, ada apa ini? Mengapa kedatangan kamu tidak ada yang menyambut sama sekali? Apakah mungkin … Kita salah masuk?" Tanya Ardian sambil melihat ke sekelilingnya. Natalia menggelengkan kepalanya dan hatinya semakin tidak nyaman. "Aku … Aku tidak tahu kak! Aku juga di sini sedang …." Natalia belum selesai bicara, ketika dia melihat jika Bryan sudah berdiri di tempat acara dan Natalia langsung tersenyum saat melihatnya. "Itu Bryan kak! Dia ada di sana!" Tunjuk Natalia ke arah Bryan yang sedang berdiri sambil menyambut tamu. Namun, saat Ardian melihat ke arah Bryan. Dia melihat ada tangan yang merangkul lengannya dan muncullah sosok pengantin wanita yang berpenampilan sama dengan adiknya. "Itu! Siapa wanita itu? Kenapa dia ada di samping calon suami kamu?" Tanya Ardian kepada Natalia. Deg …. Detak jantung Natalia berdetak sangat cepat dan dia merasa jika dunia sudah berhenti berputar, ketika melihat pengantin wanita yang berada disampingnya itu, adalah orang yang dia kenal selama ini. Orang yang selalu ingin mengacaukan hidupnya dan dia adalah orang yang dulu, mengejar-ngejar Bryan saat mereka duduk di bangku SMA. "Je … Jesicca? Mengapa ada dia di sini?" Gumam Natalia yang kemudian dia melihat calon ibu mertuanya tertawa dan begitu menyambut hangat Jesicca yang seolah-olah, jika dialah menantunya dan Natalia tidak dianggap sama sekali. Melihat itu, Natalia langsung memejamkan matanya sejenak dan dia ingin mencerna semua yang dia alami saat ini. Karena semua yang ada di depan matanya itu, tidak sesuai dengan apa yang dia bayangkan sebelumnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD