Shana sudah berada di atas tempat tidur. Ara tidur di kamar sebelah. Shana merasa gelisah, teringat dengan tatapan Risman di rumah sakit tadi, saat ia mendorong kursi roda Zia. Tatapan yang membuat perasaanya berdebar. Tatapan yang tidak bisa ia lupakan. Tatapan yang bak air dan sinar matahari yang membuat bunga hampir mati di dalam hati bersemi lagi. Tatapan yang menyiratkan rindu dan cinta. 'Aduh, jangan GeEr dong, Sha. Itu hanya perasaan kamu saja. Atau jangan-jangan Paman Risman memiliki perasaan yang sama dengan aku? Aku merasakan sesuatu dari tatapannya. Atau itu hanya perasaanku saja karena sedang dirundung rindu padanya. Ya Allah, kenapa kamu jadi plin plan, Sha? Katanya ikhlas Paman Risman dengan Ara, tapi kenapa kamu terus memikirkan Paman Risman, bahkan kembali membangun harapa