Nadine melepaskan diri dari pelukan Liam, kakinya mundur beberapa langkah. Ada keraguan yang jelas terpancar dari matanya, sebuah keengganan yang dalam untuk memenuhi permintaan Liam. "Nadine," panggil Liam dengan suara lembut namun penuh pengharapan. Nadine menoleh, memberikan senyum tipis yang tidak sampai ke matanya. "Dia sangat membenciku, Liam. Kau tahu itu." Liam mendekat lagi, meraih satu tangan Nadine dengan lembut. "Aku akan berada di sampingmu setiap langkah. Kau tidak perlu menghadapinya sendirian." Kepala Nadine menggeleng perlahan, suaranya terdengar bergetar. "Apakah dia ... sudah tahu tentang kita?" Satu tangan Liam mengelus pipi Nadine yang tampak sangat mulus. "Ya. Itu bermula dari supirmu yang menemuinya. Bella meminta penjelasan, dan aku memberitahunya yang sebenarn

