Azela menghela napasnya panjang, dia membaca sekali lagi sebuah draft di emailnya dengan perasaan gelisah luar biasa. Sebuah surat resign yang masih menjadi draft di emailnya. Sudah dua minggu sejak tour Leonid digelar, dan kini mereka berpindah dari satu kota ke kota yang lain, namun Azela justru merasa semuanya semakin berat. Tembok yang tiba-tiba dibangun oleh Geza seolah tidak bisa diruntuhkan. Dia benar-benar lelah fisik dan batinnya saat partnernya tidak bisa diajak bekerja sama. Rasanya dalam hampir satu bulan ini dia bekerja bersama robot yang tidak memiliki perasaan, justru sebaliknya, setiap hari Azela yang sakit hati akan sifat Geza. Dia sudah lelah menjelaskan dan berusaha untuk memperbaiki hubungan mereka, karena nyatanya dari Geza sendiri enggan untuk melakukan itu. Azel