Agnes dan semua orang yang ada di dalam ruangan itu sontak menoleh ke asal suara berat tersebut. Terlebih dengan Agnes yang begitu mengenal suara yang mengisi hari dan malamnya beberapa hari ini. “Brice?” gumamnya begitu pelan dan tipis. Dirinya sangat terkejut mendapati Brice saat ini berada di dalam ruangan meeting. Wanita cantik itu benar-benar di buat kehilangan kata-kata. Sedangkan reaksi Agnes sungguh berbeda dengan klien wanita yang lainnya. “Tuan Brice, seberuntung apa wanita yang di akui olehmu.” Seloroh salah satu wanita yang usianya sedikit di atas Agnes. Brice berjalan dengan penuh pesona, di susul dengan Gamma berada di belakangnya. Berjalan melewati wanita yang tadi menegurnya dengan acuh. Brice mengambil tempat duduk yang kosong dan Gamma berdiri tepat di belakang Brice.