When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Aku menatap cincin putih yang saat ini tersemat di jari manisku sebelah kiri. Cincin berlian yang dibeli Mas Dilan tempo hari, yang baru tadi malam dia sematkan, sebagai tanda kalau kami sudah sah bertunangan. Oh ya ampun! Semua terasa begitu cepat, bahkan pernikahan kami akan dilangsungkan sebentar lagi, yakni tidak ada satu bulan sejak hari ini. Aku dan Mas Dilan bahkan tidak perlu repot mencari WO. Semuanya sudah diatur orang tua, kami tinggal duduk manis. Dan sekarang, di sini-lah aku. Terdampar di Butik milik teman Mami, yang memang khusus merancang gaun pernikahan. “Ini yang saya persiapkan khusus untuk Mbak Dean. Ada lima model, suka yang mana?” tanya Mbak Heni, sembari menyibak tirai di depanku. Aku menoleh ke arah Mas Dilan, dan ternyata dia langsung mengamati lima gaun itu