Kecewa

1102 Words

Ziva masih mematung. Dia sedang berpikir keras, apa sebenarnya yang sedang dipikirkan Tuan Mudanya sampai-sampai berkata akan menikahinya? “Tuan Muda jangan bercanda,” ucap Ziva gugup. “Apa aku kelihatan sedang bergurau?” Ammar berbicara dengan nada tegas. Ziva masih menunduk dan diam saja. “Hei, tatap aku saat aku sedang bicara!” Ammar meraih dagu Ziva dan mengangkat wajah cantik itu, memaksa manik mata Ziva agar bersitatap dnegan manik matanya sendiri. Ziva terpaksa menatap mata Ammar. Dalam hati dia mengumpati, setelah tadi Ammar melarangnya menatap mata majikan karena dianggap tidak sopan, sekarang Ammar memaksa supaya menatap mata pria itu. Aneh! Ziva mendapati tatapan tajam dari mata pria di hadapannya itu. tatapan dipenuhi amarah yang berbaur dengan frustasi. “Maaf Tuan, say

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD