We use cookies
When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Your cookies settings
Strictly cookie settingsAlways Active
Benda Merah Muda
Ziva masuk ke kamar. Ia mengelus d**a lega, namun degupan jantungnya masih berdetak keras. Kegugupan belum hilang. Ia mengingat wajah Prity saat memergokinya turun dari mobil bersama Ammar, wajah itu culas dan tatapannya horror. Andai saja Prity tahu kalau antara dirinya dan Ammar ada hubungan spesial, tampang seperti apa yang akan Prity tunjukkan? Kulit tubuh Ziva meremang membayangkan kemungkinan buruk yang terjadi. Ziva melempar tubuhnya ke kasur. Tangannya meraih ponsel dari tas yang baru saja ia letakkan di meja kemudian mengirim pesan kepada Ammar. Ziva Nyonya tadi keliatan serem pas mergoki kita. Saya takut Nyonya marah besar kalau tau kita ada hubungan Ziva menaruh ponsel di dadanya. Tak lama terdengar denting pesan masuk. Segera Ziva membacanya. Ammar Berapa kali harus aku
- Writer
- chap_listContents
- likeADD