"I-iya, Bu. Ada yang bisa Faza bantu?" Tanya Faza gugup. Jujur saja, ia benar-benar gugup. Bahkan keringat dingin sudah mengalir di punggungnya. "Duduk sini!" Titah Bu Safitri dingin. Faza pun dengan dengan degup jantung yang kian menjadi ikut duduk di sampingnya. Sementara suami Bu Safitri berada di sisi kanannya dan ia berada diantara Bu Safitri juga Mahesa. Bentuk meja yang bundar membuat mereka duduk mengelilingi meja tersebut. Faza meremas kedua tangannya yang dingin. Rasa takut, khawatir, dan juga cemas menggelayuti benaknya. Ia takut Bu Safitri marah padanya sehingga memutuskan hubungan baik mereka begitu saja. Dengan perasaan gundah, Faza menundukkan kepalanya. Namun sentuhan hangat di telapak tangannya membuat Faza mendongak. "Mata kamu kenapa merah? Kamu mau nangis? Apa anak