23

1012 Words

Hany menatap tajam kedua mata Ridwan dari balik kaca mata hitamnya. Begitupun dengan Ridwan yang juga menatap Hany dengan lekat, namun langsung membuang pandangan itu jauh ke arah luar pintu. Ridwan beristighfar sebanyak-banyaknya, pandangan ini tidak boleh terus menerus dilakukan sebelum mereka menjadi SAH dan halal. Ridwan beranjak berdiri dan berjalan ke arah kursi meja rias yang ada di pojok kamar dekat dengan pintu, lalu duduk menghadap ke arah samping menjauhi pandangannya kepada Hany. "Mahar apa yang kamu inginkan untuk acara pertunangan besok sebagai simbolis," tanya Ridwan kepada gadis unik itu. Hany terdiam, mencoba berpikir, mahar apa yang pantas dan yang sulit untuk didapatkan agar acara tersebut bisa dibatalkan karena ketidakmampuan Ridwan untuk membelikan atau mengadakan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD