40

1131 Words

Hany turun ke lantai bawah dan menghampiri kedua orang tua yang sedang bersenda gurau dengan mesra. Rencananya Hany mau meminta ijin untuk membeli makanan dan obat kaplet yang akan dibeli di apotik untuk menghilangkan rasa sakit di kakinya yang masih terasa nyeri. Wajah Hany terlihat sumringah dan bahagia. Hari Indra hanya berani berada di belakang tubuh mungil Hany. Bukan tidak berani, lebih tepatnya malas berdebat dengan kedua Kakek dan Nenek Hany, nasihatnya itu bisa panjang kayak naskah pidato kepala sekolah. "Assalamu'alaikum, Kakek Bram? Nenek Inggit?" panggil Hany dengan suara manja. Kakek Bram dan Nenek Inggit cukup kaget mendengar teriakan manja dari cucu kesayangannya itu. Mereka sangat tahu dan hapal dengan semua yang diinginkan oleh Hany bila secara tiba-tiba bersikap sanga

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD