“Uhm… Bagaimana kalau disini?” tanya Florence sambil menunjuk ke arah paha bagian dalam. Tepat di garis gaun pendek yang dipakainya. Alexander tersenyum. “Pilihan bagus.” Pria itu merangkak kembali ketas ranjang dan menyingkap gaun Florence keatas. Tangannya mengelus paha wanita itu yang terasa halus dan hangat. Mencari pembuluh darah yang tepat sebelum kemudian melakukan sayatannya. Sisi belatinya yang tajam membelah daging Florence tanpa perlawanan, membuat wanita itu meringis. Tangan Florence meremas pundak Alexander sementara wanita itu menggigit bibirnya sendiri, berusaha untuk menahan rasa sakit. Yang untungnya tidak terlalu lama. Karena begitu bibir Alexander menyentuh kulitnya, rasa pedih yang tadinya di rasakannya langsung menghilang, digantikan oleh perasaan hangat yang ber