Hampir satu jam Florence duduk bersimpuh di depan pagar rumah Alexander. Hingga akhirnya ia memutuskan bahwa ia masih memiliki sedikit daya juang tersisa di dalam dirinya. Ia tidak bisa melakukan apa-apa untuk Penny, tapi ia masih memiliki Adam. Jika tidak ada orang yang sanggup atau bersedia membantunya, maka ia akan berusaha sendiri. Adam adalah anaknya. Buah hatinya. Dan Florence tidak akan membiarkan siapapun merebut putranya dari dekapannya. Dengan sisa kekuatan di tubuhnya, Florence bangkit. Ia mengusap air matanya dan dengan mata bengkak berjalan menjauhi rumah berpagar hitam itu. Satu tujuannya ia perlu mendatangi rumah Henry. Walaupun sudah bertahun-tahun tidak pernah mendengar kabar tentang Henry, tapi Florence masih ingat di mana rumah pria itu. Beberapa menit kemudian,