When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Menyaksikan perdebatan kecil yang tengah dilakukan oleh kedua ibu dan anak masih terus berlangsung. Mia berangan-angan jika kelak bisa merasakan hal itu kembali mungkin akan terasa bahagia di setiap harinya. Bukan! Mia bukan tidak bersyukur hanya saja ia sudah lama sekali tidak melakukan candaan kecil yang dulu sering ia lontarkan untuk orang-orang di sekitarnya. Mia sendiri memang tipikal orang yang humoris dan usil, ia sangat suka menjahili para temannya dikala dulu, tapi semuanya berubah dan perlahan para teman mulai pergi menjauhi dirinya karena mungkin merasa risih kepada Mia yang suka sekali menegur dengan bahasa yang terkesan islami, dan maka darinya orang lain pun selalu berasumsi bahwa Mia so fanatik dan mulai saat itu Mia diejek dan dihina padahal niat awalnya baik ingin membant

