Saat terbangun dari pingsannya di ranjang pasien, Gracia langsung terduduk sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi. Saat ingatannya sudah sepenuhnya kembali, Gracia langsung beranjak dari ranjang dan tentu saja Panji langsung menarik tubuhnya. Ya, Panji langsung memeluknya. "Bilang padaku sekarang kalau aku baru saja mimpi buruk, Kak. Bilang kalau Devan baik-baik aja," mohon Gracia yang kembali menangis. Namun, Panji hanya bisa bungkam. "Kak? Devan ada di mana? Kita harus temani dia." "Gracia tenang," kata Panji akhirnya. "Semua yang udah terjadi itu bagian dari takdir.” “Takdir? Kenapa takdir membuat Devan meninggalkanku? Seharusnya takdir kami berdua adalah hidup bersama. Ingat Kak, tiga bulan lagi kami akan menikah.” “Gracia, tolong … Kakak tahu hatimu hancur, tapi Kakak