17. Tidak Berhak Marah

1321 Words

Alka diam seribu bahasa sejak kedatangan Mulya. Cowok itu tidak mengeluarkan sepatah kata pun selain berbicara dengan pasiennya. Di ruangan hanya ada Alka dan Mulya karena Brian tengah membantu Dokter Yesha untuk penelitiannya. Tuk tuk tuk! Alka mengetuk-ketukkan ujung jari di mejanya membuat Mulya mendongak. Dengan isyarat tangannya yang melambai, Alka menyuruh Mulya untuk mendekat. Namun, Mulya tidak paham isyarat itu pun mengerutkan dahinya bingung. Alka terus menyuruh Mulya datang, tetapi Mulya sama sekali tidak paham. “Hah? Apa, Dok?” tanya Mulya. Alka menatap tajam Mulya, cowok itu membanting berkas pasien di depannya. Buru-buru Mulya pun berdiri, “Dokter manggil aku?” tanya Mulya. “Em,” jawab Alka. “Ngomong kek, punya mulut juga,” batin Mulya. Alka memberikan berkas pas

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD