Rani memasuki rumah dengan setengah menyeret kaki. Dan tanpa mengatakan apapun pada sang ayah yang telah menunggu di depan pintu, ia segera melangkah menuju kamarnya di lantai atas. Sementara Leo yang berjalan di belakang Rani terlihat ragu saat berhadapan dengan ayah Rani. “Se– selamat pagi, Om,” sapa Leo. “Selamat pagi, Nak Leo. Ayo masuk dulu,” ajak Ardan yang segera menuntun Leo duduk di sofa ruang tamu. “Ada apa? Kenapa Nak Leo terlihat gugup? Sangat berbeda dengan Nak Leo yang kemarin aku temui,” ucapnya setelah duduk berhadapan dengan Leo dibatasi meja. Leo terdengar mendesis kemudian menjawab, “Seperti yang aku bilang pada Om kemarin. Jadi…” Ia tak bisa melanjutkan kata-katanya dan terlihat mengusap tengkuk. “Hahahaha. Nak Leo tidak perlu khawatir. Tapi, Nak Leo menerimanya, bu