"Bangke!!" aku memaki dalam hati sambil menendang sekuat tenaga. "Ugghhhh," Kang Atmo langsung merintih kesakitan. Aku langsung tersadar ketika mendengar rintihannya, "Maaf Kang," kataku cepat sambil membantunya berdiri. "Aden kuat banget nendangnya," protes Kang Atmo dengan suara pelan. "Iya Kang iya, maaf ya?" ulangku lagi. "Iya Den, nggak pa-pa," jawab Kang Atmo sambil tersenyum dan mengelus-elus perutnya. Setelah itu kami berdua mengakhiri latihan sore ini. "Emang kenapa sih Den kok keliatannya lagi emosi gitu?" tanya Atmo sambil membereskan alat-alat latihan di dekat kami. Kami berdua memang latihan di halaman belakang rumahku. Lumayan luas dan rumputnya juga tebel ada beberapa tonggak kayu yang dijadikan tempat untuk mengikat sasaran pukul atau tending. Terkadang juga Kang At