Jin memperhatikan gerak gerik Ibu seperti biasa. Seingatnya, setiap pagi, dulu Ibu selalu merasa kesakitan di bagian ulu hati. Tak lama kemudian, Lestari akan dengan segera mengambilkan obat untuk Ibu. Setelah itu, Ibu tak akan merasakan kesakitan lagi. Kejadian itu terulang terus setiap pagi. Dulu Jin tak pernah curiga, tapi tentu sekarang beda. Dia bukan lagi Jin yang polos seperti dulu. Tentu saja, siapapun tahu kalau tersangka dengan motif terkuat adalah Lestari. Ditambah lagi, dia yang selalu memberikan obat untuk Ibu. "Jangan-jangan?" Jin menarik napas dalam. Betapa bodohnya dia! Selama ini dia sudah menaruh curiga kepada Lestari, tapi dia tak pernah bisa menemukan cara apa yang mungkin bisa wanita itu gunakan. Baru pagi ini Jin sadar. Bukankah obat dan racun itu hampir sama. Ob