Eleanor menghela napas berat. Tangannya saling terkatup di depan wajahnya. Perasaannya benar-benar tak karuan sekarang. Ia terus memikirkan pertemuannya bersama Christian di rumah sakit tadi.
Eleanor tak tahu harus mengatakan apa setelah mendengar semua ungkapan isi hati pria itu. Apakah ia harus mengiyakan dan kembali ke sisi pria itu seperti wanita tidak tahu malu? Atau ia harus menolak karena semua kejadian buruk yang terjadi di masa lalu?
Tapi apa pun pilihan yang ia ambil, itu tidak akan mengubah bahwa hatinya masih tetap berdebar untuk pria itu. Alhasil, ia hanya bisa melarikan diri di situasi tersebut. Hanya itu cara yang terpikirkan olehnya untuk menghindari Christian.
Namun, ucapan terakhir pria itulah yang terus mengganggu pikirannya hingga sekarang.
“Kau bilang kau ingin mem
