Rayhan masih bisa menyelesaikan masalah ini sendiri pah, tidak perlu khawatir.” Ucap Rayhan sebelum menutup telponnya kemudian mendesah. Tidak sadar bahwa sejak lima menit lalu Sena memperhatikannya dari pintu karena dia sudah selesai mandi. Gadis itu mendekat perlahan kemudian memeluk Rayhan dari belakang. Menyandarkan kepalanya di punggung tegap milik laki-laki itu dan memejamkan mata menikmati kenyamananya. “Nanti aku khilaf loh kalau kamu kaya gini?” kekeh Rayhan, tangannya menggenggam erat tangan Sena di perutnya kemudian untuk beberapa menit mereka berdua hanya diam saja. Menikmati kedekatan mereka yang entah kenapa terasa mahal mengingat betapa sulitnya jalan yang mereka lalui. “Aku sedang mengisi energi kamu biar gak terlalu berat yang kamu rasakan.” Balas Sena setelah kediaman m