Jovanca turun dari mobilnya. Mengambil beberapa berkas di dalam tas ranselnya. Dia melangkahkan kakinya menuju tempat foto kopi yang sudah menjadi tempat rutinitasnya untuk menyalin berkas-berkas kuliah. Jovanca berkuliah di sebuah kampus swasta yang berada di Jakarta. Sekarang ini tengah memasuki semester dua. Kesibukan mulai menerpa dirinya. Segala bentuk deadline, ujian hidup, sudah menjadi makanannya sehari-hari. Dulu, Jovanca pikir semakin kita dewasa tandanya semakin kita bahagia. Bisa merasakan cinta, persahabatan, dan memikirkan masa depan yang indah. Namun kenyataannya, kehidupan dunia tidak semudah itu. Banyak lika-liku hidup yang harus dijalani untuk mencapai kebahagiaan yang kita impikan. Jatuh, bangkit, telah ia lewati. Patah hati karena cinta sudah ia singgahi. Dari

