Part 18

854 Words

Seno berjalan menuju gerbang depan sekolah. Ia menemukan Rexa yang sedang berdiri sembari menunggu seseorang yang tak lain adalah Seno sendiri. Seno pun menghampiri lalu mencium tangan Rexa. "Maaf, Pa. Udah nunggu lama." kata Seno kepada Rexa. "Iya, memang." jawab Rexa jujur. "Maaf ya, Pa. Karena Seno, Papa harus meninggalkan pekerjaan kantor yang lagi padat-padatnya." "Nggak apa-apa, Sen. Biar Papa juga bisa nonton sinetron di rumah." Rexa membalasnya dengan candaan. Seno merasa beruntung memiliki seorang papa humoris seperti Rexa. "Ayo, Pa, kita langsung aja ke ruang BK." kata Seno. "Kamu ada masalah apa, Sen, sampai-sampai manggil Papa kemari? Berantem?" tanya Rexa. "Bukan, Pa." "Ngerokok?" "Bukan, Pa. Seno aja nggak pernah megang rokok." "Bolos?" "Seno anak baik-baik, Pa."

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD