PERJALANAN

1027 Words

Sesampainya di bandar udara Supadio, aku menatap penuh haru pada Mbak Etik dan Pak Pardi. Entah berapa lama aku akan berjumpa dengan mereka lagi. Semua keceriaan dan kelucuan Mbak Etik pasti akan kurindukan. "Hati-hati di jalan, ya, Bu, Pak, Bunda, dan Endit. Belajar yang rajin dan menjadi anak yang tangguh. Lho, kok nangis. Nanti Mbak Etik ikutan nangis." Mbak Etik mengelus kepalaku. Lalu mengulurkan tisu dari dalam tasnya. Aku mengambil tisu dan segera mengelap air mata yang mulai membasahi pipi. "Tumben bawa tisu, Tik. Biasanya bawa serbet." Bang Pardi menggoda istrinya. "Sekali-kali, Bang. Masak ke bandara bawa serbet. Biar kekinian gitu ngisi tas pake tisu." Aku tertawa sambil terus mengelapi wajahku. Mereka berdua selalu saling bercanda. Andai saja Ayah dan Bunda sekompak merek

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD