Setelah habis magrib, buku dan peralatan tulis sudah tersedia di meja dan kedua orang pemilik dari alat-alat tulis tersebut duduk saling berhadapan memegang masing-masing sebuah pulpen. “Kamu bisa bahasa inggris gak?” tanya Lingga. Dewi menatap Lingga kemudian menggeleng lalu mengangguk, “Bisa, sedikit.” jawab Dewi, “emang kamu bisa bahasa inggris?” Dewi balik bertanya. “Bisa, tapi untuk pelafalan gak begitu lancar masih banyak kegok nya.” Lingga membuka buku paket, “gimana kalau pelajaran matematik hari ini di ganti sama pelajaran bahasa inggris, kita mulai dari pronounce atau grammar tenses.” “I, you, we, they. She, he, it.” Lingga menatap Dewi yang membaca beberapa kata di dalam buku, “Kamu taunya cuman itu?” tanya Lingga, Dewi balas menatap Lingga. “Gak, aku bisa kosa kata yang