Bara mendengus pelan tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan. "Berapa kali aku bilang, aku nggak suka kamu dekat-dekat Aldo, Kaia." Kaia langsung menoleh, menatapnya dengan tatapan penuh tanya. "Kenapa? Dia pacar aku." ucapnya lantang, nyaris menantang. Kata-kata itu membuat Bara menggertakkan rahangnya. Ia melirik Kaia sekilas, lalu kembali menatap lurus ke depan. Ada senyum tipis, namun getir, yang tersungging di sudut bibirnya. "Pacar," gumamnya pelan, suaranya sarat dengan emosi yang ia coba redam. Hatinya mendidih mendengar Kaia menyebut Aldo sebagai pacar dengan penuh keyakinan. Namun, ia tahu ini bukan saatnya untuk mengungkapkan semua hal buruk tentang Aldo yang selama ini ia ketahui. "Aku nggak bilang dia bukan pacar kamu, Kaia," ujar Bara akhirnya, berusaha menjaga nadanya

