"Kak, kok bisa kayak gini sih?" keluh Kaia, napasnya sedikit terengah karena harus membopong tubuh Bara yang berat dan jelas lebih besar darinya. "Udah dibilangin jangan minum banyak, kan? Berat kamu, Kak!" omelnya sambil setengah menyeret Bara ke sofa bed yang ada di area tengah vila. Sofa itu menghadap langsung ke pemandangan laut lepas, di mana bulan memantulkan sinarnya di atas permukaan air yang tenang. Bara hanya diam, matanya setengah tertutup, tapi ada senyum tipis di wajahnya. Meski terlihat mabuk, ia tampak menikmati bagaimana Kaia terus mengomel, bahkan di tengah rasa lelahnya. "Ih, senyum-senyum lagi! Udah mabuk malah nyusahin!" dengus Kaia, sebelum melangkah cepat ke kamarnya. Tak lama kemudian, ia kembali membawa kaos hitam di tangannya. Ia berjongkok di depan Bara yang b

