“Good morning, Sweetheart.” “Morning.” Andrea meletakkan tas bekal di kursi belakang, sebelum akhirnya benar-benar duduk di kursi sebelah Naka. Hari ini suasana hatinya cukup baik, meski semalam harus melewati percakapan yang menguras emosi bersama dengan mantan ibu mertuanya. “Ayo berangkat.” Beberapa detik berlalu, Andrea menyadari kalau Naka bergeming. Ia menoleh, dan mendapati laki-laki itu sedang menatapnya dengan senyum tipis sercetak di wajah. Tentu Andrea bingung dengan sikap Naka. “Kenapa? Apa di wajahku ada sesuatu?” Naka mengerucutkan bibirnya, sambil mengedikkan dagu. “Kamu lupa, ya?” Andrea langsung menepuk kening setelah dibuat sadar oleh Naka. “Maaf, aku benar-benar tidak ingat.” Tidak menunggu lama, satu kecupan Andrea berikan pada bibir kekasihnya. Bagaimana reaksi