"Kamu serius?" tanya Lingga yang masih antara percaya dan tidak percaya kalau Elina memutuskan menginap satu malam lagi di rumah ini. "Emang kenapa? Enggak boleh? Ya udah kita pulang sekarang!" Lingga menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum. "Perasaan saya bertanya baik-baik. Kenapa harus pakai emosi, sih, jawabnya?" "Emang kamu pikir saya emosi?" "Ya itu buktinya nge-gas," jawab Lingga. Elina terdiam, untuk mengalihkan fokusnya, ia memilih membalas beberapa chat yang masuk. "Saya cuma nanya, El. Katanya kerjaan kamu banyak, kenapa tiba-tiba berubah pikiran?" Tentu saja mustahil jika Elina menjawab demi mengetahui rahasia Lingga yang akan Isabella ceritakan. Itu sangat tidak mungkin. "Karena ada Isabella di sini, saya kan temennya." Sebenarnya hati Elina mengingkari ucapannya