BAB 29: Penglihatan Gaib 2

1071 Words
“Jadi … maksudnya, kau baru saja mengintip masa lalu Peri Beel?” tanya Hector lagi dengan memasang wajah yang skeptis. “Benar.” Asley mengangguk yakin. Karena saat pertama kali melihat tubuh tak bernyawa Peri Beel di sana … yang Asley dapati bukanlah seonggok badan mengerikan yang gosong dan hampir terbagi menjadi dua, melainkan sosok terang benderang yang mengeluarkan cahaya dan langsung mengarah ke diri Asley pada detik itu juga. Makanya Asley berteriak sebelum akhirnya jatuh dan tak sadarkan diri. “Ah! Pantas saja!” Hector menepuk tangan dan berseru kencang. “Cahaya itu! Cahaya yang ada di hatimu itu!” imbuhnya lagi masih dengan suara dengan nada tinggi. Kemudian, Hector berjongkok untuk mendekati Asley lagi. “Sepertinya kau baru saja mendapatkan kekuatan yang luar biasa. Itu adalah kekuatan yang sangat langka, asal kau tahu saja. Perbandingannya adalah satu dari seribu dukun seperti kami yang memiliki kemampuan kau ini.” Ada binar keterkejutan sekaligus rasa takjub dan kegembiraan yang terpancar jelas dari sorot mata Asley. “Sungguh? T-Tapi aku bukan dukun. Kenapa bisa begitu?” Hector menjentikan jari. “Tepat sekali. Itu juga yang jadi pertanyaanku. Cahaya di hatimu itu … aku bahkan tidak tahu munculnya kapan. Tapi cahaya itu adalah sumber kemampuanmu yang sekarang, namanya adalah Penglihatan Gaib.” “Penglihatan Gaib?” tanya Luis dan Asley secara serentak. Mereka berdua sempat saling menolehkan kepala dan akhirnya kembali menghadap Hector lagi. “Penglihatan Gaib adalah kemampuan di mana kau bisa melihat masa lalu dari seseorang … yang sudah mati,” jelas Hector secara hati-hati. “Jadi hanya berfungsi pada makhluk yang sudah mati?” Entah kenapa ada sirat kelegaan dari pertanyaan yang Luis lontarkan barusan. “Iya. Karena itu jarang sekali para dukun yang lain memiliki kemampuan Penglihatan Gaib, tidak terlalu berguna.” “APA?” kesal Asley kembali lupa diri dan meneriaki Hector. Orang tua dengan tubuh anak kecil tersebut malah tertawa ringan. “Aku bercanda. Tapi memang kenyataan kalau kemampuan itu langka. Menurutmu kenapa dinamakan dengan Penglihatan Gaib? Pertama karena si pemakai mampu melihat masa lalu dari orang yang sudah mati tadi. Dan yang kedua … karena tidak ada yang tahu siapa, kapan, mengapa, dan bagaimana saja kemampuan tersebut bekerja. Setiap individu yang memilikinya … memiliki cara mereka sendiri dalam mengaktifkan dan menggunakan kemampuan Penglihatan Gaib itu.” “Ah … kau benar.” Asley tiba-tiba bangkit dari pangkuan Luis dan berlari ke arah mayat Peri Beel di sana. Tentu saja Luis dan Hector langsung panik dan menyusul Asley. “Apa yang Anda ingin lakukan?” Luis langsung menahan dan menarik tangan Asley yang hampir saja menyentuh wajah menjijikan Peri Beel. “Kau bukan dukun sepertiku atau yang lainnya, Nona Asley. Jangan bertindak seenak jidat!” peringat Hector yang berdiri gagah di hadapan Asley, menghalangi gadis manis itu dari mayat Peri Beel. “Tidak, tidak, tidak. Kalian tidak mengerti. Yang aku lihat tadi hanyalah sebagian dari kenangan Beel, aku yakin itu. Dia pasti ingin menyampaikan lebih banyak lagi dan aku harus melihatnya!” kukuh Asley mulai keras kepala. “Tidak boleh. Sebagai guru … saya menggunakan otoritas saya saat ini. Tuan Putri, Anda dilarang menggunakan kemampuan aneh itu lagi. Kita bahkan masih minim akan informasi—” “Apa kalian tidak mendengarkan ceritaku!” pekik Asley. Tangannya mengepal kuat, matanya terpejam sambil berteriak. Ada bulir bening yang sempat menitik beberapa dari sudut netra ungunya yang indah. “Beel yang malang ini hanya ingin menyampaikan masa lalunya! Rasa sakitnya yang tidak diketahui oleh siapa pun di dunia ini! Apa kalian sungguh tidak peduli saat aku bilang Beel dulunya adalah seorang peri dengan keluarga yang sangat bahagia? Saat itu adalah hari ulang tahunya, tapi kakak yang ia rindukan belum datang.” Asley kini berbicara dengan nada tinggi, suaranya sampai melengking dan gadis manis ini sudah terisak dalam tangisnya lagi. “Beel merayakan hari membahagiakan itu dengan ibu, ayah, dan adiknya , tapi … t-tapi kakak Beel datang dan malah menghancurkan semuanya. Namanya, Bizel. Dia membunuh Zee, adiknya Beel. Menyakiti ayah mereka sendiri, lalu menusuk Beel … tanpa belas kasih. Bizel seperti dirasuki oleh sesuatu, tapi dia ada menyebutkan tentang manusia. D-Desa peri … tempat keluarga Beel berada sudah diserang hari itu. Ceritanya belum selesai tapi aku sudah kembali ke sini. Aku harus ke sana lagi—” “Tidak,” tolak Luis dengan tegas. “Bukankah tadi Tuan Putri bilang sendiri kalau Anda bisa merasakan juga rasa sakit yang Peri Beel terima? Itu bisa berbahaya. Anda bahkan berteriak sangat kencang dan tenggelam dalam ketakutan karena hal tersebut.” Hector berdecak ringan, ia berkacak pinggang dengan wajah sombongnya. “Untuk apa kita mengetahui masa lalu dari makhluk seperti itu? Dia sudah membunuh banyak manusia, dia memakan daging manusia seperti cemilan sehari-hari, Nona Asley. Jangan kasihan padanya.” Kedua laki-laki ini … tidak mengerti. Mereka berdua masih tidak paham di mana letak kesalahan yang telah keduanya lakukan. “Kejam sekali,” lirih Asley dengan tatapan kosong. “Padahal kalian sudah membunuh Beel hingga … tubuhnya jadi begitu. Tidakkah kalian harusnya memiliki empati?” “Nona Asley, kita—” “Aku mengerti kenapa kalian harus membunuhnya. Kalian ingin menyelamatkan aku ‘kan?” Hector meneguk ludahnya dengan susah payah. “Dari mana dia bisa tahu? Apakah dia hanya pura-pura tidur?” bisik sang dukun pada Luis. “Makanya ….” Asley tersedak dalam tangis. Tangan kurus itu sibuk menyeka air matanya yang mengalir deras tanpa bisa dikendalikan. “Makanya karena itu aku semakin merasa bersalah. Jadi, tolong biarkan aku untuk menyelesaikan tugas ini. Setiap makhluk yang mati … memiliki pesan tersendiri, luka tersendiri, yang mereka harap bisa dimengerti oleh orang lain.” “Dia … benar-benar, Nona Asley … ‘kan?” Kali ini jadi giliran Luis lagi yang berbisik pada Hector. “Tidak tahu.” Hector menggeleng. “Jangan tanya aku.” Meski saling lempar begitu, tidak ada satu pun dari Luis atau Hector yang meragukan identitas Asley. Maksudnya adalah, gadis di hadapan mereka berdua sekarang ini memang seorang Asley Schimidbauer, pemilik Kastil Medeia. Namun, agak sedikit gilla saja. “Hector, minggir. Aku rasa, aku tahu harus berbuat apa untuk mengaktifkan Penglihatan Gaib ini,” perintah tersangka utama dengan dingin. Hector memejamkan mata, mengembuskan napas beratnya. “Baik-baik. Tapi tolong hati-hati.” “Dan jangan terluka,” sambung Luis yang merasa tidak dapat melawan kekeras kepalaan seorang Asley. “Tidak apa-apa, ‘kan ada kalian,” sahut Asley sambil tersenyum tulus. Tangan kurusnya terulur untuk menyentuh kening gosong milik Beel.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD