Setelan ujung jas Luis yang sedikit panjang terkibar-kibar mana kala ia melangkah menuruni tangga singgasana dan menghampiri kedua raja iblis perwakilan dari Tujuh Dosa Besar di sana. Tiap langkah yang Luis ciptakan seolah-olah diirngi dengan melodi kematian nan indah dan mendengung merdu. “Apa maksudnya itu?” tanya Luis berlagak seperti Azazel. Ia yakin kalau saha Belphegor dan Leviathan tahu bahwa saat ini yang tengah mereka hadapi adalah seorang manusia setengah peri bukannya Sang Keagungan Azazel, pasti kedua iblis ini tidak akan sudi. “Hah!” Si iblis dengan wujud pria cantik, Belphegor, menghentakkan kakinya dan dalam detik itu juga, seisi ruangan langsung bergetar hebat. Sampai-sampai getaran kuat itu merambat dan membuat dinding dan langit-langit menjadi retak di beberapa bagian.