“Ontyyyy!”
Tara mengangkat kepala. “Rainnn ….” Senyum langsung mengembang di wajah Tara begitu melihat sosok kecil dengan rambut gondrong itu masuk ke dalam ruang kerjanya. Anak itu melepas tangan dari genggaman sang papa, lalu dengan kaki kecilnya berlari ke arahnya.
Tara dengan cepat beranjak dari tempat duduk, lalu melangkah lebar keluar dari balik meja kerjanya. Senyum lebar menghias wajah cantik sang istri direktur rumah sakit. Wanita yang pagi ini mengikat tinggi rambutnya itu membungkuk sambil melebarkan kedua tangan—menyambut sang keponakan yang langsung menubruknya.
Rain tertawa keras.
“Kangen banget sama hujan nya Onty.” Tara memeluk lalu menggoyang-goyang tubuh anak kecil dalam dekapannya. Tara kemudian mengangkat tubuh Rain. Membopong anak kecil itu sambil menciumi wajah Ra
