Bayu jelas tahu jika sang putra tidak menginginkan harta miliknya jatuh ke tangan Sintya. Putranya lebih rela seluruh harta yang susah payah ia kumpulkan itu dipakai untuk amal. Karena hal itu, dia menggunakan kartu terakhirnya. Dia tidak bisa menahan Arga keluar dari rumahnya. Putranya itu sudah bersikeras. Tapi apa Arga akan tetap mengabaikan dirinya, jika ia mengancam akan memberikan semua harta yang ia miliki pada Sintya? Bayu memperhatikan ekspresi wajah sang putra yang terdiam tidak menyahut. Meskipun Arga diam, tapi Bayu yakin Arga ingin sekali menentangnya. Putranya itu hanya bertahan, berharap dirinya lah yang akan berubah pikiran. “Lakukan saja apa yang ingin Papa lakukan. Satu tahun ke depan, sudah pasti aku akan punya anak, tapi, bukan untuk memuaskan keinginan Papa. Aku aka