Arga bersedekap seraya menatap dengan ekspresi wajah dingin. Di depan sana Ayu sedang disuapi oleh ibunya. Luar biasa. Arga menarik napas pelan namun panjang. Dasar gila. Arga yakin perempuan itu hanya sedang memainkan dramanya. Untuk membuatnya meninggalkan Tara. Jangan harap. Tidak ada yang bisa memisahkannya dengan istrinya. Arga mengangkat tangan kiri lalu memutar sedikit. Sudah satu jam dia berada di dalam ruang rawat Ayu. Menarik napas panjang, menahan sebentar lalu menghentaknya. Arga melirik ke samping ketika mendengar suara pintu dibuka. Bayu berjalan menghampiri putranya. Pria itu mengulurkan satu botol minuman dingin. Arga menatap sesaat sang papa, sebelum kemudian mengambil botol minuman dari tangan papanya. “Papa pikir kamu tidak takut Papa pecat.” Bayu membuka obrolan. Se