Suasana di dalam ruang rawat itu semakin mencair. Meskipun yang lebih banyak bicara adalah Tara dan Bayu. Dua orang yang sebelumnya tidak bisa dikatakan memiliki hubungan dekati itu kini justru terlihat harmonis, selayaknya seorang ayah dan anak. Sementara yang jelas anak kandung Bayu hanya bisa berkali-kali menarik napas dalam. Meskipun papanya lebih tertarik berbincang dengan Tara, setidaknya itu lebih baik. Rasa kecewa Arga karena sang papa melupakan dirinya semudah itu, menjadi sedikit terobati. Ya, setidaknya sesekali papanya masih menatapnya, atau bicara padanya. Nasibnya sekarang justru tidak jauh beda dengan Sintya. Um, sedikit lebih baik dibanding wanita itu. Arga tidak ingin menyamakan nasibnya dengan Sintya sekalipun mereka berdua sama-sama terlupakan. Arga melirik Sintya. Pr