“Boleh Papa pinjam putri Papa sebentar?” Arga dan Tara serempak menoleh ke arah yang sama. Dengan sendirinya mereka menarik tangan dari tubuh masing-masing. Tara memutar sedikit langkah kakinya hingga berdiri berhadapan dengan sang papa. “Sudah lama kita tidak dansa berdua, Princess.” Senyum tipis terbit menghias wajah tampan sang pengusaha. Meskipun putrinya sudah dewasa, bagi Alka--selamanya, Tara adalah princess nya. “Apa mama tidak akan cemburu?” tanya Tara menggoda sang papa. Tara memutar kepala—mencari keberadaan sang mama. Melihat sang mama tersenyum ke arahnya, Tara membalas senyum wanita tersebut. Ternyata mamanya sudah berkumpul dengan para pengawalnya. Putra-putranya. “Sudah lihat, kan? Papa tidak mau cemburu melihat mama bersama putra-putranya, jadi Papa memilih berdansa de