Bab 148. Keputusan.

2113 Words

Tara terdiam dengan ekspresi wajah yang langsung berubah sedih begitu mendengar pertanyaan sang dokter. Buncahan rasa bahagia yang belum lama memenuhi d*da, menghilang entah kemana. “Kebetulan adik ipar saya sedang di luar kota. Makanya kami yang menggantikan, Dok.” Mekka tersenyum ketika bola mata sang dokter bergerak ke arahnya. Dia tidak perlu khawatir dokter akan tahu jika ia berbohong. Mereka tidak membawa Tara ke rumah sakit keluarga Arga. “Rencananya nanti kami akan memberi kejutan padanya.” Mekka menambahkan. “Wah … pak Arga pasti akan terharu setelah tahu istrinya sedang hamil.” Sang dokter tersenyum lebar. “Sudah pasti itu, Dok.” Kali ini Naya yang bersuara. Tersenyum kecil pada sang dokter, sementara tangannya menggenggam telapak sang putri. Memberikan kekuatan pada putri ke

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD