Sekarang bukan cuma Nay yang was-was, Daren juga terlihat kesal. Dia bukan tipe yang gampang akrab, jadi temannya pun tidak banyak. Empat tahun bersahabat dengan Ezra, hubungan mereka benar-benar dekat hingga tidak ada yang ditutupi. Sebesar itu kepercayaan Daren, sampai gudang senjata pun Ezra pernah diajak kesana. Tapi sedekat apapun, mereka tetap menghargai privasi masing-masing. Ezra tidak pernah bertanya tentang kehidupan pribadinya. Itu kenapa Daren pun tidak pernah mengurusi hal yang bukan ranahnya. Salah satunya tentang Al, teman Ezra yang beberapa kali pernah Daren lihat saat mereka sedang bersama. “Bang ….” “Hm,” panggilan Nay menarik Daren dari pikiran ruwet di kepalanya. “Meski tidak kenal dekat, apa selama ini kalian tidak pernah duduk dan ngobrol bareng? Sekedar basa-basi