97. Tekanan Batin

1502 Words

Aira langsung masuk ke kamar begitu ia selesai makan siang dengan mertuanya. Belakangan ini, ia mulai merasakan tak enaknya memiliki mertua. Ia tahu, mereka baik dan menyayanginya. Namun, terkadang ia juga merasa tertekan. Aira meraba perutnya yang mendadak mual ketika ia duduk di ranjang. "Kok aku pengen muntah sih?" Aira langsung berlari ke kamar mandi. Ia memuntahkan isi perutnya ke kloset seketika. Aira terengah-engah. Ia sudah hafal sensasi ini. Gangguan kecemasan yang ia miliki sepertinya kambuh lagi. Dengan lemas, Aira berdiri lalu membasuh wajahnya. Ia merasa tak enak badan usai muntah. "Aku nggak boleh stres," gumamnya. Aira kembali membasuh wajah lalu ia memutuskan untuk berbaring di ranjang. Ia tak bisa melupakan kata-kata mertuanya tadi dan rasanya ia begitu sedih hingga tiba

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD