"Aku boleh gendong Ansel apa nggak, Mbak?" tanya Aira dengan penuh harap. "Boleh dong," sahut Angel. Ia mengangkat tubuh lelap putranya lalu membantu Aira memposisikan bayi itu di dekapannya. "Wah, luwes juga ternyata kamu. Kayaknya emang udah cocok banget nih." Aira hanya tersenyum sementara kedua matanya menatap lekat Ansel. Bayi itu bergerak pelan, tetapi masih tetap nyenyak di gendongannya. Aira merasa jatuh cinta pada bayi mungil itu, sungguh lucu, tampan dan menggemaskan. Ia pun hanya membatin bahwa ia juga ingin memiliki bayi seperti itu juga. "Lucu banget," gumam Aira seraya menyentuh pelan pipi Ansel. Ia mengangkat dagunya lalu melempar senyum pada Raka. "Iya, lucu banget. Hidungnya mirip Sandy," tukas Raka yang ikut mengamati wajah menggemaskan Ansel. "Iya, semoga lekas nul