Aku diam bukannya pasrah dan lemah, hanya saja caraku bergerak adalah dengan 'diam'. Mungkin kamu tidak dapat memahami, tetapi aku juga tak butuh pemahamanmu. . . Dinda mendengkus kesal. Ini jauh di luar ekspektasinya saat di Jakarta. Yang mana ketika di sana, Dinda tiba-tiba terpikir untuk memberi kejutan kecil yang menyenangkan terhadap sang tunangan. Dengan dirinya yang datang ke tempat kerja Daaron tanpa bilang-bilang, bukankah itu sangat mengesankan? Daaron akan terkejut melihatnya, lalu merentangkan tangan, kemudian Dinda menghambur ke dalam dekapan sambil saling tersenyum dan sedikit kecup-kecup tanda kangen yang telah tersampaikan. Manis sekali, bukan? Alih-alih dirinya yang dibuat terkejut oleh eksistensi Dikara. Kemudian, apa lagi sekarang? Di perjalanan menuju butik, yak