36. Towards Happiness

2057 Words

Aku mencintaimu dan kamu mencintaiku, anggap ini batu fondasi. Kita sudah melakukan peletakkan batu pertama untuk bangunan rumah tangga. Sisanya, kita susun satu demi satu, ya? . . Daaron siap. Apa pun reaksi pipi setelah ini, Daaron sudah sangat siap. Dipukul? Oke, tidak apa-apa. Asal jangan dijauhkan dari Dikara, yang sedang menggenggam erat tangannya. Seketika gantian, kali itu Dikara yang menggenggam. Membuat Daaron menoleh, apalagi saat Dikara bilang, "Jangan takut." Ehm. Daaron berdeham. Apa dia kelihatan takut? Lantas, kedatangan mereka bersambut. Mimi yang keluar lebih dulu. "Lho, kok, sama Abang? Berdua aja?" Eh? Memang mestinya dengan siapa? "Yang lain mana? Temen-temen kantornya nggak jadi datang?" What? Dikara mengeratkan genggaman tangan, tanpa menoleh menatap

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD