Aleena berbaring miring membelakangi Agastya usai pria itu menggaulinya, merenggut paksa kesuciannya tanpa izin. Pria itu tidak harus izin sebenarnya, karena mereka sudah sepakat. Namun, yang dilakukan oleh Agastya sangat kasar dan brutal, membuatnya seperti sedang dirudapaksa. Hal tersebut sungguh sangat menyakitkan dirinya. Sembari menggigiti kuku jari tangannya, Aleena merasakan kecupan-kecupan di punggung belakangnya, disertai dengan tangan pria itu yang meremas satu payu-daranya. Kali ini wajah Agastya berada di lekukan lehernya, mencium dan mencumbui tubuhnya dengan bernafsu. “Ahh, Om. Jangan lagi ....” Aleena kembali melenguh merasakan hisapan kuat di kulit lehernya. Pria itu kembali menandai dirinya. Agastya sudah banyak meninggalkan tanda kepemilikan di tubuhnya, paling bany