Suasana resto pagi ini tidak begitu ramai, Ghazanvar dan Naraya duduk saling berhadapan. Keduanya baru saja menyelesaikan sarapan pagi dan kini tengah menikmati menu penutup ditemani kopi untuk Ghazanvar dan coklat panas kesukaan Naraya. Tatap mata Ghazanvar tertuju pada Naraya padahal, di balik dinding kaca tersaji pemandangan indah sebuah gunung yang diselimuti salju dan kini pandangan Naraya sedang terpukau ke sana. Ada binar di mata Naraya disertai senyum kecil di bibir karena baru saja Ghazanvar mengatakan kalau mereka akan pergi ke puncak gunung itu. Dari jauh saja Naraya dibuat berdecak kagum apalagi nanti dia sudah berada di sana. Namun sesaat kemudian Naraya merasa tidak nyaman karena ditatap sedemikian rupa oleh Ghazanvar, dia pun mengalihkan pandang kepada suaminya. “Ada s