Bertanggung Jawab

491 Words
Hari ini Ghazanvar disibukan dengan pekerjaan yang ternyata sangat banyak. Sebenarnya apa yang dia lakukan selama ini sampai pekerjaannya menumpuk terbengkalai? Apalagi kalau bukan menjadi sadboy karena Zaviya. “Mit … tolong di follow up lagi ya pemasok yang pernah menawarkan harga bahan baku lebih murah itu ….” Dengan santai Ghazanvar berkomunikasi dengan Mita dalam sebiah meeting, melupakan kejadian beberapa hari lalu. “Baik Pak.” Mita menjawab malas-malasan. “Pak Heri, tolong buatkan rekap laporan dari awal tahun … nanti kirim ke iPad saya.” “Baik Pak!” Pak Heri-sang CFO bersemangat sekali karena tertular semangat Ghazanvar yang menggebu. Chief eksekutif yang lain pun terpicu semangatnya membuat meeting menjadi berkualitas. Mita memberikan sebuah kertas sebelum pergi meninggalkan ruangan rapat setelah meeting dinyatakan selesai. Ke ruangan aku sekarang! Isi pesan Mita itu menghasilkan kekehan Ghazanvar. Dirematnya kertas tersebut lalu dia lempar ke tong sampah di sudut ruangan. Ghazanvar tidak memiliki waktu untuk bercinta dengan Mita karena Ghazanvar harus pergi ke kantor kakek Narendra Gunadhya. Ada sesuatu yang harus dia bicarakan dengan beliau mengenai bisnis. “Pak Alex, Pak Ghaza mana?” Mita sampai menyusul Ghazanvar ke depan ruangan pria itu karena sang CEO tidak kunjung datang ke ruangannya. “Bapak udah pergi ke kantor pusat, Bu.” Alex memberitahu. “Oooh ….” Mita tersenyum kecut. Wanita itu pergi sembari menghentakan kakinya sepanjang langkah kembali ke ruangan membawa jutaan kesal. Ghazanvar tidak merasa bersalah apalagi berdosa, dia dan kakek langsung terlibat diskusi sangat serius begitu sampai di gedung pencakar langit milik AG Group. Mereka menghabiskan waktu sampai berjam-jam membahas tentang bisnis. Kakek Narendra cukup terkejut melihat kinerja Ghazanvar yang seperti berlari setelah beberapa waktu lalu stuck karena Zaviya. “Jadi kamu mau nikah sama Nay?” Diskusi mereka telah selesai, kakek mengajak Ghazanvar mengobrol santai. “Iya Kek.” Tidak perlu ditanya kakek tahu dari mana karena mungkin sekarang Presiden di Negara Konoha pun sudah mengetahui rencana pernikahannya dengan Naraya. Mami bertanggungjawab atas tersebarnya berita tersebut, beliau bahagia sekali akan segera memiliki menantu. “Kamu yakin? Kamu cinta sama Nay?” “Belum Kek, mungkin nanti juga akan jatuh cinta.” Ghazanvar menjawab santai. Bagi Ghazanvar ingin meniduri Naraya belum cukup untuk mengartikan perasaannya sebagai cinta. “Ghaza pamit ya Kek.” Ghazanvar bangkit berdiri. “Ghaza!” Kakek berseru. “Iya Kek.” Langkah Ghazanvar tertahan. “Kalau kamu ada niat membuka hati, kamu boleh menikah dengan Nay … tapi kalau enggak, lebih baik tinggalkan Nay … urusan Kakek yang bicara dengan mami kamu.” Ghazanvar tercenung, kenapa dia jadi merasa sedih? Kakek menatap Ghazanvar lekat mengintimidasi. “Putuskan secepatnya!” Kakek berseru membuat Ghazanvar terhenyak. “Ghaza mau lanjut Kek … kasian mami, kasian Nay juga.” Raut wajah Ghazanvar berubah datar. “Kalau gitu kamu harus bertanggung jawab dengan keputusan kamu, jika kamu menikahi Nay maka kamu akan selamanya bersama Nay … tidak ada kata bercerai, Ghaza … ingat itu!” Kakek Narendra Gunadhya memberi ultimatum.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD